112Sistem Kewarisan Adat Batak Sebagaimana masyarakat adat pada umumnya, masyarakat adat Batak di Tapanuli Selatan juga mempunyai aturan dalam hal peralihan kepemilikan harta warisan dari pewaris kepada para ahli waris. Secara prinsip sesungguhnya aturan peralihan harta warisan tersebut didasarkan pada sistem kekerabatan yang berlaku di
SumateraUtara juga mempunyai suku yang bernama Suku Mandailing dimana tepatnya berada di daerah Tapanuli Selatan, Mandailing dan Padang Lawas. Dimana pakaian adat yang ada pada suku ini juga hampir sama dengan pakaian Suki Toba. Mereka juga menggunakan Ulos yang akan dipadukan dengan menggunakan aksesoris lain.
pakaianadat batak toba 2. Pakaian Adat Mandailing Pakaian Adat Tradisional Mandailing digunakan oleh sebagian besar masyarakat yang berdiam di Kabupaten Mandiling Natal, Tapanuli Selatan dan juga Angkola. Sama halnya dengan Toba, pakaian adat mereka identik dengan pemakaian ulos dan berbagai asesoris penunjang lainnya. pakaian adat mandailing 3.
BeliBulang : Pakaian Pengantin Adat Mandailing - Tapsel di kayshila lestari. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Berjualan Promo Tokopedia Care. Kategori. Masuk Daftar. meja lipat kandang kucing kompor tanam
Berikutragam pakaian adat Sumatera Utara; 1. Pakaian Adat Batak Toba. Pakaian Adat Batak Toba Tenun Ulos (Foto: Dok Kemendikbud) Ragam pakaian adat Sumatera Utara khas Batak Toba terbuat dari kain ulos atau kain tenun tradisional, mulai dari bagian atas hingga ke bawah. Pakaian adat pria bagian atas disebut dengan ampe-ampe dan bagian bawah
Vay Nhanh Fast Money. Pakaian Adat Sumatera Utara- Hi sobat Borcha, Sumatera Utara provinsi yang lekat dengan kisah legenda Danau Toba dan Pulau Samosir yang terkenal ini, ternyata memiliki pesona tersembunyi yang harus kamu ketahui.  Pakaian adat provinsi Sumatera Utara sangat kental dengan nuansa khas Suku Batak, dengan motif dan desain yang menawan. Penasaran kan seperti apa ragam dan corak baju adat di sini? Baca juga Pakaian adat dari Jawa Tengah [toc] Pakaian adat Sumatera Utara dan Penjelasannya 1. Pakaian adat Sumatera Utara Batak Simalungun Baju adat Batak Simalungun Sesuai namanya, pakaian adat ini merupakan busana adat Suku Batak yang tinggal di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Batak Simalungun adalah sub dari Suku Batak yang pada umumnya sesuai dengan lokasi atau posisi tempat mereka tinggal. Seperti umum pada pakaian-pakaian adat sumatera utara lainnya, ibarat makan sayur nggak pakai garam kurang lengkap rasanya kalau baju adat Bata Simalungun tidak di sandingkan dengan kain ulos yang indah dan sudah menjadi ciri khas dari baju adat Sumatera Utara. Bedanya dari baju adat lain kain ulos simalungun di buat dari kain hiou yang memiliki beragam corak dan warna. 2. Pakaian adat Sumatera Utara Batak Toba pakaian adat batak toba sumatera utara Sama seperti Batak Simalungun, Batak Toba merupakan sub dari Suku Batak hanya saja mereka bertempat tinggal di daerah Kabupaten Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, sebagian Kabupaten Dairi Kota Sibolga dan daerah sekitarnya. dan sekitarnya. Sama seperti pakaian adat dari Sumatera Utara lainnya, Pakaian Adat Batak Toba juga di dominasi oleh kain ulos sebagai identitas pakaian adat asal Sumatera Utara. Pakaian Adat asal Sumatera ini sering di gunakan untuk perayaan pesta dan upacara adat seperti pernikahan. Baca juga Pakaian Adat Jawa Timur Modern 3. Pakaian adat Sumatera Utara Batak Karo gambar pakaian adat karo sumatera utara Pakaian adat Batak Karo ini di gunakan oleh masyarakat Suku Batak Karo yang berdomisili di daerah Kabupaten Karo Sumatera Utara, Kabupaten Karo, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Deli Serdang. Suku Batak Karo memiliki bahasa suku mereka sendiri yang di sebut cakap karo. Pakaian adat Batak Karo di dominasi oleh warna merah dan hitam, dengan bahan dasar Kain Uis dan perhiasan emas yang mewah. Kain Uis adalah kain tenun asal Kabupaten Karo Sumatera Utara. 4. Pakaian adat Sumatera Utara Batak Pakpak Baju adat Batak Pakpak Suku Batak Pakpak adalah etnis suku batak yang tinggal di Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi. Tak mau kalah dengan daerah lain yang ada di Sumatera Utara, Kabupaten Pakpak juga memiliki kain khas yang menarik yaitu kain Oles. Pakaian adat Batak Pakpak di kenakan dengan berbagai aksesoris seperti bulang-bulangpenutup kepala, borgot, rante abak, ucang, tongket dan lain-lain. Pakaian adat Batak Pakpak di kenal dengan nama baju merapi-api yang umum terbuat dari kain beludru. Untuk pakaian pria baju yang di kenakan adalah baju model melayu dengan leher berwarna hitam yang di hiasi manik-manik api-api dan detail pada bagian leher dan ujung lengan berwarna hitam putih. Sedang untuk pakain wanita baju yang di kenakan berupa baju model melayu dengan bentuk leher segitiga dengan hiasan manik-manik. Dan bubuhan detail manik-manik pada bagian atas lengan yang manis membentuk gambar seperti kepala kerbau. 5. Pakaian adat Batak Mandailing Baju adat Batak Mandailing Suku Batak yang satu ini berdiam di daerah Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, serta Kabupaten Padang Lawas, dan sekitarnya. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar Mandailing merupakan pengaruh yang di bawa oleh Kaum Padri dari Minangkabau di Tanah Datar dan banyak terpengaruh oleh budaya islam. Pakaian Adat Mandailing tidak jauh berbeda dari setelan pakaian adat Batak Toba yang menggunakan kain ulos dan aksesoris yang menarik. Hanya saja pakaian adat Mandailing lebih di dominasi oleh pakaian berwarna merah dengan sentuhan aksen emas yang elegan dan memberikan kesan etnik yang menarik. 6. Pakaian adat Sumatera Utara Batak Angkola Baju Adat Batak Angkola Suku Batak Angkola merupakan sub suku Batak yang ada di daerah Tapanuli Selatan. Angkola sendiri merupakan nama salah satu sungai/batang besar yakni Batang Angkola. Seperti pakaian adat suku batak yang lain, pakaian adat batak Angkola juga di dominasi oleh kain ulos sebagai bahan wajib. Pakaian adat Batak Angkola hampir sama dengan pakaian adat Batak Mandailing hanya saja setelan baju adat ini lebih di dominassi oleh warna hitam dan penggunaan aksesoris berwarna keemasan. Baca juga Pakaian Adat Sumatera Barat 7. Pakaian Adat Batak Samosir Baju Adat Batak Samosir Suku Batak Samosir merupakan sub suku Batak yang berdiam di pulau Samosir dan sekitarnya, yang dulunya dikelompokkan dalam satu kesatuan dengan Suku Batak Toba. Namun, sejak pembagian distrik HKBP wilayah suku Batak Toba dan Batak Samosir dinyatakan berbeda. Karena awalnya Batak samosir berasal dari satu etnis dengan suku Batak Toba, membuat pakian adat Suku Batak samosir hampir mirip persis dengan pakaian adat dari suku Batak Toba hanya saja warna yang digunakan cenderung lebih gelap untuk Batak Samosir. 8. Pakaian Adat Batak Sibolga - Baju Adat Batak Sibolga Suku Batak Sibolga sebenarnya adalh suku Batak Pasisi yang berawal dari suku Batak Toba, Mandailing dan Angkola yang kemudian menetap di Sibolga dan Tapanuli Tengah, sejak berabad-abad yang lain. Kemudian tercampur dengan kebudayaan berasal dari Minangkabau dan Melayu dari pesisir timur pulau Sumatera. Sehingga terbentuklah komunitas Suku Pasisi yang sebenarnya adalah suku Batak yang berbahasa melayu. 1. Pakaian Adat Nias Baju Adat Nias Suku Nias merupakan suku yang terkenal dengan kemampuan berperangnya pada masa lalu sehingga dijuluki sebagai sparta dari Indonesia karena kemampuannya itu. Namun, sekarang budaya perang suku Nias berbeda dari dulu sekarang budaya perang suku Nias di dalam tarian perang Foluaya yang memukau. Keren kan suku Nias, nggak cuma budaya perangnya yang keren tapi pakian adat suku Nias juga nggak kalah keren lho! Ada Baru Oholu untuk pakaian laki-laki dan Oroba Sioli untuk perempuan. Biasanya pakaian adat Nias berwarna emas atau kuning, yang kemudian dipadu padankan dengan kombinasi warna lain seperti hitam, merah, dan juga putih. Baca juga Nama Pakaian adat Bali Lengkap 2. Pakaian Adat Melayu Pakaian Adat Melayu Baju adat asal Sumatera Utara yang satu ini dikenakan oleh masyarakat suku melayu Yang bermukim di Sumatera Utara, umumnya tersebar di Kota Medan, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Batubara, dan sekitarnya. Baca juga Pakaian adat khas masyarakat Aceh Nah, itu semua materi tentang beberapa Pakaian Adat yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Sampai disini dulu ya artikel kita kali ini, sampai ketemu di artikel yang selanjutnya, semoga bermanfaat and see you . . .
Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi terbesar di Indonesia menjadi rumah bagi berbagai suku dan etnis masyarakat. Diantaranya yakni suku Batak, Nias, Siladang dan Melayu yang tersebar mulai dari daerah pesisir timur hingga kepulauan sebelah barat Sumatera Utara. Keberadaan masyarakat multietnik di Sumatera Utara turut membawa keragaman budaya dan tradisi adat istiadat tersendiri bagi masing-masing suku. Termasuk pula pada pakaian adat yang dikenakan untuk upacara adat atau prosesi kita lihat sekilas gambaran betapa kompleksnya masyarakat yang mendiami wilayah Sumatera Utara. Dari daerah pesisir timur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka dan Aceh, pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Kemudian di daerah pantai barat dari Barus hingga Natal, banyak bermukim orang Minangkabau. Di wilayah tengah Sumatera Utara, yakni daerah sekitar Danau Toba, banyak dihuni oleh suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Sementara itu, di kepulauan sebelah barat berdiam suku Nias. Tak hanya masyarakat asli yang mendiami Sumatera Utara, banyak juga para pendatang dari etnis Jawa, Banjar, Tionghoa, India dan Arab yang ikut menyumbangkan keberagaman di wilayah ini. Komposisi masyarakat Sumatera Utara yang paling banyak adalah orang Batak yang mencakup berbagai sub suku Batak, diantaranya yakni Batak Toba, Karo, Angkola, Simalungun, Mandailing, dan Pakpak. Sisanya, adalah orang Jawa, Nias, Melayu, Tionghoa, Minang, Aceh, Banjar, India, dan lain sebagainya. Keberadaan multietnik inilah yang menyumbangkan keberagaman pakaian adat Sumatera Utara. Setidaknya ada 10 jenis pakaian adat yang sampai sekarang masih digunakan dalam berbagai prosesi adat termasuk pula untuk pernikahan. Nah, apa kamu penasaran seperti apa ragam baju pengantin adat di Sumatera Utara? Yuk tilik ulasan selengkapnya!Suku Batak TobaPakaian Pengantin Adat Batak Toba Mangulosi Mari kita mulai dari suku yang paling banyak jumlahnya di Sumatera Utara, yakni suku Batak Toba. Pakaian adat khas suku Batak Toba yakni ulos, sebuah material kain tenun tradisional masyarakat yang menjadi ciri khas suku Batak Toba dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya. Kain ulos memiliki keunikan dengan beraneka ragam motif dan corak warna yang indah yang didapat dari pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan. Hingga kini, pembuatan ulos masih dilakukan secara manual dengan alat tenun tanpa menggunakan berbagai macam corak kain ulos yang tak hanya unik, tapi juga memiliki fungsi tersendiri sesuai dengan peruntukannya sehingga tak bisa sembarangan diberikan ataupun dipakai. Ada ulos yang biasa diberikan sebagai hadiah kepada pengantin baru seperti ulos ragi hotang, ulos tumtuman, ada pula ulos yang digunakan untuk melayat kematian seperti ulos antakantak dan ulos sibolang, serta masih banyak lagi jenis-jenis ulos lainnya. Pakaian Pengantin Adat Batak Toba via Mangulosi Baju tradisional kebanggan adat Batak ini tak pernah absen dari berbagai momen penting seperti upacara adat hingga pernikahan. Selain aturan pemberian, dalam penggunaan ulos juga memiliki aturan, yakni siabithonon, sihadanghononhon, dan sitalitalihononhon. Siabithonon, ulos dipakai di tubuh menjadi baju atau sarung, yakni ulos ragidup, sibolang, runjat, hingga ulos jobit. Sihadanghononhon, yakni ulos yang dipakai sebagai selendang di bahu, contohnya ulos sirara, sumbat, bolean, dan ulos manggiring. Sementara itu, sitalitalihononhon yakni ulos dipakai sebagai ikat kepala, misalnya ulos tumtuman, mangiring, padang rusa, dan baju pengantin adat Batak Toba, ada lagi ciri khasnya yakni ikat kepala berwarna merah dengan hiasan lempeng emas atau tembaga yang disebut dengan sortali untuk pengantin wanita dan tali-tali untuk pengantin pria. Ikat kepala tersebut bukan hanya sekedar aksesori melainkan menjadi simbol kemakmuran yang tak hanya menambah keanggunan sang pengantin, tapi juga menunjukan kesucian pernikahan adat Batak. Sebuah simbol kehormatan, kecantikan bagi pengantin dan kebaikan bagi pasangan yang melaksanakan pernikahan, serta seluruh keluarga. Untuk pernikahan adat Batak yang lebih modern, sang pengantin wanita biasa mengenakan kebaya Batak dengan kain songket dan juga sortali. Sementara sang pengantin pria bisa mengenakan setelan jas pengantin pria lengkap dengan tali-tali di Batak SamosirPakaian Adat Batak Samosir dewie_sagraSuku Batak Samosir mendiami Pulau Samosir. Pada pakaian tradisional adatnya, juga memiliki kesamaan dengan pakaian adat Batak Toba. Hal ini dikarenakan dulunya kedua subsuku Batak ini merupakan satu kesatuan, tetapi saat terjadi pembagian wilayah, Samosir dan Toba pun terpisah menjadi suku tersendiri. Meskipun terlihat mirip, tetapi tetap ada perbedaan di antara pakaian adat suku Batak Samosir dan Batak Toba. Pada pakaian adat Sumatera Utara Suku Samosir, desain sortali dan tali-tali yang dikenakan sedikit berbeda dengan yang dikenakan oleh Batak Toba, pun aksesoris pengantin yang digunakan sedikit lebih SimalungunPakaian Adat Batak Simalungun via Mangulosi Masyarakat Batak Simalungun menggunakan pakaian tradisional pada beberapa upacara adat. Salah satu pesta adat yang dianggap paling berharga bagi masyarakat Batak Simalungun adalah pesta adat perkawinan anak paompohon/paunjuk anak maupun perkawinan anak perempuan palaho boru, dan acara sayur matua. Pakaian adat yang dikenakan untuk ketiga acara tersebut pun berbeda. Mari kita khususkan untuk pakaian tradisional yang dikenakan oleh pengantin adat Batak Simalungun. Pakaian adat Batak Simalungun sekilas tak jauh berbeda dengan baju pengantin adat Batak Toba, yang mana juga masih menggunakan ulos. Namun, pada adat Batak Simalungun kain ulos yang dikenakan oleh pengantin terdapat ornamen khas yang disebut dengan hiou. Selain itu, pengantin Simalungun juga mengenakan aksesoris lain antara lain gotong, bulang dan suri-suri. Hiou Simalungun adalah pakaian yang berbentuk selembar kain tenunan khas Batak dengan pola dan ukuran tertentu. Hiou tak hanya sekedar penutup badan, tapi juga memiliki makna agar sehat jasmani dan rohani. Kemudian suri-suri adalah sejenis hiou tenunan Simalungun yang dipakai hadang-hadangan atau selendang yang disandang pada bahu sebelah kanan. Suri-suri ini mengandung makna adanya rasa tanggung jawab. Khusus untuk kaum bapak-bapak, menggunakan warna hitam sibirong. Sementara itu, warna lainnya selain hitam dipakai oleh kaum Pengantin Adat Batak Simalungun Modern via Mangulosi merpati_art_photographyKemudian penutup kepala atau semacam tudung yang terbuat dari tenunan khas Simalungun yang dikenakan oleh wanita dalam pakaian adat Batak Simalungun disebut dengan bulangā yang berarti ākeibuanā. Bulang pun ada bermacam-macam sesuai dengan peruntukannya, yang dipakai oleh pengantin adat Simalungun adalah bulang teget. Sementara itu, penutup kepala yang dipakai oleh kaum pria disebut dengan gotong. Gotong melambangkan seorang pemimpin atau kedewasaan. Sama halnya dengan bulang, gotong pun banyak jenisnya. Gotong yang dipakai oleh pengantin pria Simalungun disebut dengan gotong potik. Suku Batak PakpakPakaian Adat Batak Pakpak indonesian2045Suku Pakpak terdiri atas 5 subsuku, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah Pakpak Silima Suak yang terdiri dari Pakpak Klasen, Pakpak Simsim, Pakpak Boang, Pakpak Pegagan, dan Pakpak Keppas. Suku Batak Pakpak tersebar di wilayah Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, dan Pakpak Barat. Nama pakaian adat suku Batak Pakpak adalah Baju Merapi-api. Disebut demikian karena baju kebanggan masyarakat Batak Pakpak ini dihiasi dengan manik-manik yang disebut dengan api-apiā. Desain baju merapi-api kini terdapat berbagai variasi, baik pada model, bentuk api-api manik-manik sebagai modifikasi dari bentuk semula. Bahkan komponen pendukung busana adat yang lain seperti borgot dan leppa-leppa juga mengalami modifikasi dengan manik-manik yang terukir dan melekat pada kain yang umum digunakan untuk pakaian tradisional adat Pakpak ini adalah sejenis beludru, namun belakangan lebih disesuaikan dengan model dan jenis kain terbaru. Terdapat beberapa perbedaan antara baju merapi-api untuk pengantin pria dan wanita. Untuk pria, baju model kurung melayu dengan leher bulat berwarna hitam yang dibubuhi atau dihiasi dengan manik-manik Api-api, serta ada beberapa variasi pada leher dan ujung lengan dengan menggunakan warna merah putih. Sementara itu, untuk baju wanita model lehernya berbentuk segitiga dan juga dihiasi dengan api-api, tetapi tidak ada variasi warna merah putih. Pada lengan atas dan ujung lengan baju juga terdapat manik-manik dengan gambar terlihat seperti kepala kerbau. Kancing yang digunakan pada baju khas ini berbentuk bulat melingkat berlobang dengan ukuran jari-jari 3 cm. Satu hal lagi yang menarik, suku Pakpak juga mempunyai kain khas yang dinamakan kain oles. Kain inilah yang menjadi salah satu warisan budaya dari masyarakat Batak Pakpak yang begitu Adat Batak Pakpak liaphotosdkPakaian adat suku Batak Pakpak juga mengenakan penutup kepala khas yang disebut bulang-bulang. Bulang-bulang yang dibentuk sedemikian rupa ini adalah lambang kehormatan dan kewibawaan bagi pria suku Batak Pakpak. Selain penutup kepala, pengantin pria juga mengenakan aksesoris lain seperti rempu riar sejenis pisau khusus, ucang anyaman daun pandan, rante abak ikat pinggang, dan tongket tongkat. Untuk pengantin wanita, tutup kepala yang dibentuk sedemikian rupa dengan oles silima takal disebut dengan saoeng. Pada wanita muda dibentuk lonjong dengan sudut runcing kebelakang, dengan rambut yang terurai di dahi, sedangkan untuk wanita dewasa bentuknya lebih sederhana dengan rambut terurai ke belakang. Pengantin wanita Batak Pakpak juga mengenakan aksesoris lain seperti leppa-leppa kalung, rante abak ikat pinggang, rabi munduk sejenis pisau khusus, dan kancing emas. Suku Batak KaroPengantin Batak Karo mengenakan Uis Gara via kemahen_artSuku Batak Karo mendiami wilayah Kabupaten Karo, Deli Serdang, Dairi, Langkat bagian hulu, Kota Medan dan Kota Binjai. Suku Batak Karo juga mempunyai kain tradisional khas, namanya kain uis gara atau uis adat karo. Kain uis gara terbuat dari pintalan kapas dan ditenun dengan cara manual. Kain cantik dari masyarakat Karo Sumatera Utara ini, mempunyai warna khas yakni merah, hitam dan putih perpaduan benang emas dan perak. Sesuai dengan namanya ākain merahā diambil dari kata uisā yang berarti kain, serta garaā yang bermakna merah. Uis gara tidak hanya dikenakan pada kegiatan sehari-hari, tetapi juga dikenakan saat acara-acara penting, salah satunya adalah pesta Batak Karo via kemahen_artPengantin pria batak Karo mengenakan uis beka buloh sebagai penutup kepala pada pesta perkawinannya. Dimana, kain uis yang satu ini memiliki ciri gembira, tegas dan elegan. Kain adat ini merupakan simbol wibawa dan tanda kebesaran bagi seorang Putra Karo, sekaligus menunjukan dialah yang menggelar pesta tersebut. Sementara itu, untuk wanita Karo ada Uis Gatip Jongkit yang digunakan sebagai penutup kepala tudung baik pada pesta maupun dalam keseharian. Kain tenun ini menunjukkan karakter teguh dan ulet yang dimiliki oleh wanita Karo. Banyak yang mengira bahwa uis gara sama dengan ulos, akan tetapi di tanah Karo istilah uis gara merujuk kepada pajauab adat yang dipakai baik pria maupun wanita secara umum. Untuk penggunaan uis yang lebih spesifik ada istilahnya masing-masing seperti halnya uis gatip dan uis beka buloh. Suku Batak SibolgaPengantin Adat Batak Sibolga sistaweddingPernikahan Adat Batak Sibolga ika_naomySuku Batak Sibolga terdapat di sebagian besar Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya wilayah pegunungan dan sebagian kecil Kabupaten Tapanuli Utara tepatnya di Kecamatan Adiankoting. Jika dilihat dari sejarahnya, sub suku ini merupakan hasil interaksi antara suku Batak Toba, Silindung dan Humbang dengan masyarakat wilayah pesisir Tapanuli. Oleh karenanya, suku Batak Sibolga memperoleh pengaruh dari kebudayaan Batak dan Melayu. Hal ini juga berimbas pada pakaian adat Batak Sibolga. Pakaian adat Batak Sibolga Sumatera Utara ini juga menggunakan kain ulos dan uis gara, namun lebih mewah dan meriah karena penggunaan berbagai aksesoris yang MandailingPakaian Pengantin Adat Mandailing Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Labuhanbatu ada sub suku yang cukup terkenal dengan keindahan busana adatnya, yaitu Suku Mandailing. Pakaian adat yang digunakan masyarakat Mandailing meski sama-sama berasal dari Sumatera Utara, seperti ulos, tetapi juga terdapat perbedaan. Di mana letak bedanya? Yang paling khas adalah perpaduan ulos dan aksesoris mahkota indah yang dikenakan sang pengantin wanita yang disebut bulang. Bulang pengantin Mandailing ini terbuat dari bahan dasar emas sepuhan. Mahkota pengantin khas suku Mandailing ini merupakan lambang kemuliaan dan simbol struktur kemasyarakatan. Berbeda dengan pengantin perempuan, pengantin laki-laki Mandailing menggunakan penutup kepala dengan bentuk yang khas, disebut ampu. Dahulu, ampu dikenakan oleh para raja. Sehingga, bisa dikatakan penggunaan ampu memberikan kehormatan dan nilai kebesaran bagi yang Batak AngkolaPakaian Pengantin Adat Angkola Mangulosi Fotografi imagenic pinhome Pakaian adat Sumatera Utara selanjutnya yang tak kalah indah dan elegan yakni baju adat suku Batak Angkola. Sebuah sub suku Batak yang mendiami wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Labuhanbatu, dan Kota Padangsidimpuan. Nama Suku Batak Angkola konon diambil dari nama Sungai Batang Angkola. Layaknya busana adat suku Batak lainnya, pakaian adat Batak Angkola pun juga tak jauh-jauh dari penggunaan kain ulos seperti pakaian adat Batak Toba. Sekilas mirip dengan baju pengantin adat Mandailing, para pengantin wanita Suku Angkola juga mengenakan mahkota khas berwarna keemasan. Akan tetapi, pakaian adat Angkola umumnya dengan nuansa warna hitam yang mendominasi. Ada pula kain selendang yang diselempangkan pada busana adatnya sehingga menjadikannya lebih NiasPakaian adat Nias tiand_ndrSelanjutnya dari Pulau Nias, Sumatera Utara, ada masyarakat suku Nias yang juga hidup dalam budaya dan adat yang khas yang berbeda dengan saudara serumpunnya, terutama pakaian adatnya. Baru Oholuā adalah pakaian adat Suku Nias untuk para pria dan Oroba Sioliā untuk wanita. Bentuk pakaian busana tradisional suku Nias untuk pria menyerupai rompi, umumnya perpaduan warna coklat dan hitam, disertai dengan hiasan kuning serta merah. Untuk melengkapi tampilannya, para pengantin pria Nias juga mengenakan aksesoris pelengkap berupa kalung yang disebut dengan kalabubu. Sementara itu, para wanita Suku Nias, secara tradisional mengenakan baju adat berupa selembar kain dari kulit kayu atau kain blacu hitam. Pakaian tersebut dilengkapi dengan saro delinga anting dan aja kola gelang. Untuk tatanan rambut, para wanita Nias menggunakan sanggul tanpa MelayuPakaian Adat Melayu Deli viennagalleryDi Sumatera Utara, khususnya wilayah Pesisir Timur, terutama di Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, Asahan, Labuhanbatu, dan Kota Medan, terdapat suku Melayu. Sama halnya dengan masyarakat Melayu lainnya, busana adat yang dikenakan adalah baju kurung. Baju yang dikenakan sang pengantin terbuat dari kain sutera atau brukat. Untuk pengantin wanita, busana adat Melayu dilengkapi dengan aksesoris kalung bermotifkan sekar suku, tanggang, rantai serati, dan lainnya. Sementara itu, mempelai pengantin pria Suku Melayu, memakai aksesori tengkulok yakni penutup kepala. Ada pula destar, yakni sebuah aksesoris tambahan yang terbuat dari rotan. Semua aksesoris tersebut menambah kesan wibawa dan gagah pada penampilan sang pengantin via sortali_dancerDemikianlah ulasan mengenai berbagai keindahan dan keragaman pada pakaian tradisional adat Sumatera Utara. Meski berasal dari rumpun yang sama, setiap wilayah dan subsuku Batak yang berasal dari Sumatera Utara memiliki ciri khas busana pengantin adatnya masing-masing. Tentunya, keunikan tradisi berpakaian yang masih dipelihara oleh masyarakat adat ini harus tetap dilestarikan, salah satunya dengan cara mengadopsi budaya setempat dalam pernikahan adat para generasi muda. Nah, jika kamu memiliki darah suku Batak atau pasanganmu merupakan keturunan Sumatera Utara, kenapa tidak mencoba menggunakan sentuhan budaya adat untuk pernikahanmu kelak? Tentunya WeddingMarket akan membantu kamu mewujudkan pesta pernikahan impianmu. Kamu bisa melengkapi segala kebutuhan untuk hari bahagiamu di WeddingMarket store, ragam promo dan diskon menarik ditawarkan, diantaranya venue deals dengan harga terbaik. Yuk, mulai persiapannya dari sekarang!
Umumnya, tiap suku yang mendiami wilayah nusantara mempunyai adat dan kebudayaan tersendiri. Seperti suku-suku yang tinggal di provinsi Sumatra Utara, yang salah satunya memiliki perbedaan dalam hal baju adat. Nah, kira-kira seperti apa ya, pakaian adat Sumatra Utara yang dikenakan suku Batak, Sibolga, Karo, dan suku-suku yang lain ini? Biar ga penasaran, berikut kami ulas pakaian adat khas Sumatra Utara yang pasti menarik untuk diketahui. Selamat membaca, ya. 1. Suku Batak Toba2. Suku Mandailing3. Suku Nias4. Suku Simalungun5. Suku Pakpak6. Suku Melayu7. Suku Karo8. Suku Batak Samosir9. Suku Batak Angkola10. Suku Sibolga 1. Suku Batak Toba Sumber gambar a. Pakaian Adat Baju adat yang dipakai Suku Batak Toba berasal dari kain tenun yang dinamakan kain Ulos. Kain Ulos sendiri adalah kain khas yang berasal dari Suku Batak, yang bahkan di level nasional pun sudah menjadi atribut dan identitas yang mereka miliki. Ulos dibuat dari benang sutra yang kemudian ditenun menggunakan alat tradisional secara manual. Warna benangnya bisanya merupakan kombinasi warna emas, perak, merah, putih, dan hitam. Bukan saja dipakai untuk acara-acara adat, baju ini juga sudah menjadi pakaian sehari-hari di lingkungan Batak Toba. Untuk laki-laki, Ulos yang dipakai di bagian atas dinamakan Hande-hande. Untuk bagian bawah disebut Singkot, sementara untuk yang dikepala dikenal dengan istilah Detat, Tali-tali, atau Bulang-bulang. Berdasarkan motif dan coraknya, kain Ulos dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang memiliki filosofi yang berbeda-beda. Kain Ulos Bintang Maratur. Kain Ulos Antakantak. Kain Ulos Bolean. Kain Ulos Padang Ursa. Kain Ulos Mangiring. Kain Ulos Pinuncaan. Kain Ulos Pinan Lobu-lobu. Kebanyakan, kain Ulos ini dipakai menjadi selendang. Ulos yang dipakai ini adalah runjat, sadum, ukia ragihotang, dan jugjaragidup. b. Aksesoris Selagi mengenakan pakaian adat dari Ulos ini, sebuah penutup kepala dikenakan oleh kaum laki-laki Batak Toba. Tapi tidak demikian dengan para perempuannya, yang tidak memakai penutup kepala apapun. c. Sejarah Singkat Suku Batak Toba adalah salah satu masyarakat yang hidup di daerah Sumatra Utara, lebih tepatnya tinggal di sekitaran Danau Toba. Mereka adalah yang asli dari daerah Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan, dan Kota Sibolga. Marga yang diturunkan dari suku Batak Toba di antaranya adalah Napitupulu, Simangunsong, Pardede, dan Marpaung. Sebagian besar masyarakat suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan. Namun, diyakini, dulunya keyakinan yang dianut oleh masyarakat setempat adalah agama Malim atau Ugamo Malim. 2. Suku Mandailing Sumber gambar a. Pakaian Adat Pakaian adat yang dipakai Suku Mandailing ini hampir mirip dengan yang digunakan Suku Batak Toba, yakni mengenakan kain Ulos. Perbedaaannya, Suku Mandailing memakai Ulos ini dengan dikombinasikan aksesoris. b. Aksesoris Saat diadakan upacara adat, perempuan-perempuan Mandailing akan memakai bulang pada keningnya. Bulang sendiri, merupakan perhiasan yang dibuat memakai bahan dasar emas yang disepuh, atau memakai bahan logam juga. Perhiasan ini adalah simbol kemuliaan bagi Suku Mandailing, serta menjadi lambang struktur masyarakat. Berbeda dengan yang dipakai kaum wanita, para pria Mandailing memakai penutup kepala dengan bentuk yang khas, yang dinamakan Ampu. Pada jaman dulu, Ampu hanya dipakai oleh raja-raja Mandailing, tapi sekarang bisa digunakan oleh semuanya. Ampu memiliki warna hitam yang dianggap magis oleh masyarakat setempat, dan warna emasnya mencerminkan lambang kebesaran. c. Sejarah Singkat Suku Mandailing adalah salah satu masyarakat yang hidup di daerah Sumatra Utara, lebih tepatnya tinggal di Mandailing, Tapanuli, dan Padang Lawas. Banyak yang menyebutkan jika Suku Mandailing ini datang dengan pengaruh Islam yang diberikan Kaum Padri, yakni etnis yang berkuasa di Tanah Datar, Minangkabau. Karena itulah, adat dan budaya setempat juga banyak yang terwarnai dengan budaya Islam, termasuk agama yang dipeluknya yang dominan Islam. Selain itu, keberadaan suku Mandailing ini juga sampai ke Sumatra Selatan, sebab kebiasaannya yang suka merantau. Tak hanya di dalam negeri, Suku Mandailing juga menyebar ke negeri tetangga, Malaysia, terutama di Perak dan Selangor. Marga yang termasuk dalam suku Mandailing di antaranya adalah Harahap, Batubara, Lubis, Nsution, Dalimunthe, Tanjung, hasibuan, Hutasuhut, dan lain sebagainya. 3. Suku Nias Sumber gambar a. Pakaian Adat Pakaian yang dipakai laki-laki dan perempuan juga dibedakan, di mana kaum pria memakai baju Ohulu dan para perempuan memakai baju Oroba Si Oli. Pakaian untuk kaum pria bentuknya cenderung lebih sederhana, semantara untuk para perempuan memerlukan berbagai macam aksesoris yang bentuknya rumit-rumit. Pada bagian atas baju Ohulu, laki-laki memakai atasan yang dinamakan Baru, yang menggunakan kulit kayu kering dan dibentuk menyerupai rompi. Taoi, rombi ini tidak dilengkapi kancing, serta hanya dominan warna hitam atau coklat. Semantara, baju Oroba Si Oli yang dikenakan para perempuan Nias dibuat dari secarik kain yang berasal dari blacu hitam atau kulit kayu. b. Aksesoris Agar lebih menarik, rompi Baru yang dikenakan kaum laki-laki Nias juga dilegkapi ornamen-ornamen cantik dengan kombinasi warna merah, kuning, dan hitam. Tak hanya itu, kaum pria Nias juga memakai aksesoris kalung kuningan yang disebut Kalububu untuk hiasan. Ketika memakai Oroba Si Oli, para perempuan Nias juga menambahkan beragam aksesoris yang berupa gelang, yang dibuat dari bahan kunigan. Gelang ini dikenal dengan istilah Aja Kola, yang beratnya mencapai 100 kilogram. Tak hanya itu, Saro Delinga yang merupakan perhiasan anting logam besar juga dipakai oleh para perempuan Nias. Agar tapil makin cantik, rambut para wanita ini juga dibuat sanggul tanpa diproses sasak terlebih dahulu. dan kemudian dilengkapi dengan sebuah mahkota. c. Sejarah Singkat Suku Nias tinggal di Pulau Nias yang masih masuk wilayah provinsi Sumatra Utara, di bagian sisi baratnya. Karena menempati pulau yang terpisah dengan Pulau Sumatra, Suku Nias mempunyai adat yang berbeda dengan Suku Batak, yang mempunyai pakaian adat dominan warna emas dan kuning. Yang termasuk suku Nias ini adalah marga Nazara, Sihura, Dohare, Gowasa, Gaurifa, Baeha, Bulolo, dan lain-lain. 4. Suku Simalungun Sumber gambar a. Pakaian Adat Baju adat yang dikenakan Suku Simalungun adalah Ulos, tapi masyarakat setempat menyebutnya sebagai Hiou. b. Aksesoris Pakaian Ulos ini dipakai bersamaan dengan aksesoris Gotong yang dikenakan laki-laki. Yang dimaksud Gotong adalah sebuah penutup kepala yang runcing ke atas. Sementara, untuk perempuan, pakaian ini dipakai bersamaan dengan Bulang, yakni penutup kepala yang ujungnya meruncing ke samping. Sebagai pelengkap, mereka menambahkan kain samping yang dinamakan Suri-suri. c. Sejarah Singkat Suku Simalungun adalah msyarakat yang mendiami wilayah Simalungun, Sumatra Utara. Suku Simalungun dibagi menjadi 4 marga besar, yakni Damanik yang merupakan marga punduduk asli Simalungun, lalu ada Sinaga, Purba, dan Saragih sebagai pendatang. Warga setempat juga biasa memanggil Simalungun dengan sebutan Si Balangu, karena adanya cerita rakyat tentang hantu yang membawa wabah penyakit di wilayah itu. Sedang untuk orang Karo, menyebut Sumalangun ini dengan āTimurā, sebab lokasinya yang berada di ujung timur. 5. Suku Pakpak Sumber gambar a. Pakaian Adat Busana adat yang dikenakan masyarakat setempat memakai bahan kain Oles, yang merupakan kain tenun asli dari wilayah setempat. Baju adat laki-laki Suku Pakpak disebut dengan Borgot, sedang untuk kaum perempuan Suku Pakpak dinamakan Cimata. Umumnya, pakaian ini memiliki dominasi warna hitam, dan dikombinasikan dengan warna perak. Pakaian ini selain dipakai dalam kehidupan sehari-hari, juga dikenakan saat ada upacara adat dan upacara pernikahan. b. Aksesoris Sebagai pelengkap, kaum perempuan tersebut juga mengenakan kalung dari emas bertahtakan permata. c. Sejarah Singkat Masyarakat Suku Pakpak tinggal di wilayah Pakpak Barat dan Dairi, Provinsi Sumatra Utara. Marga yang termasuk suku Pakpak ini antara lain adalah Tinambunan, Bintang, Manik, Tumanggor, Ujung, Sambo, Sikettang, Sitakar, dan lain sebagainya. 6. Suku Melayu Sumber gambar a. Pakaian Adat Suku Melayu ini memakai Baju Kurung dan Songket yang dililit di pinggang untuk baju adatnya, tak jauh beda dengan pakaian adat yang dikenakan suku Melayu Riau. Baju Kurung yang dipakai kaum perempuan, dibuat dengan memakai bahan dari sutra atau brokat, yang kemudian disematkan dengan peniti berwarna emas. b. Aksesoris Untuk kelengkapan yang dipakai oleh kaum perempuan, ada tambahan kalung bermotif rantai serati, sekar sukun, mentimun, tanggang, dan sebagainya. Bagi para pria, perlengkapannya ditambahkan penutup kepala yang dinamakan Tengkulok. Tengkulok ini dibuat dari songket, sdang pada bagian destar nya dibuat dari material rotan yang berbalut kain beludru. Bagi masyarakat setempat, Tengkulok adalah cerminan simbol kegagahan dan kebesaran kaum laki-laki Melayu. Jika dilihat dari motifnya, hiasan pada Tengkulok ini hampir sama juga dengan hiasan pada penutup kepala wanita. Sama dengan yang dikenakan kaum perempuan, para laki-laki ini juga memakai perhiasan rantai, kilat bahu atau lengas, serta sidat sebagai lambang keteguhan hati. c. Sejarah Singkat Yang termasuk Suku Melayu adalah masyarakat yang mendiami daerah Kota Tebing Tinggi, Batu Bara, Langkat, Deli Serdang, Medan, Binjai, dan Bedagai. 7. Suku Karo Sumber gambar a. Pakaian Adat Pakaian adat yang dikenakan Suku Karo tak jauh beda dengan baju tradisional Sumatra Utara lainnya. Suku karo memakai kain yang dibuat dari pintalan kapas yang umumnya disebut dengan istilah Uis Gara. Nama Uis Gara sendiri dalam Bahasa karo berasal dari kata Uis yang maknanya kain dan Gara yang berarti merah. Dika digabungkan, Uis Gara artinya kain merah, sebab baju ini memang dibuat memakai benang berwarna merah. Kain Uis gara ini sudah dipakai oleh Suku Karo dalam kehidupan sehari-hari. Agar lebih menarik, kain Uis Gara dipakai dengan mengkombinasikan warna yang lain, seperti putih dan hitam. Bukan hanya warna itu saja yang dipakai, warna seperti perak dan emas juga kerap dipakai dalam baju ini, sehingga dapat memberi motif yang khas dan cantik. Dulunya, baju ini adalah pakaia yang dikenakan dalam kehidupan sehari-hari suku Karo, tapi sekarang hanya dipakai untuk acara-acara resmi dan upacara adat saja. Uis Gara sendiri memiliki beberapa jenis berdasarkan fungsinya masing-masing, misalnya sebagai berikut. Uis Beka Buluh dipakai untuk simbol kebesaran Putra Karo, yang dikenakan sebagai bagian penutup kepala. Uis Gatip jongkit atau Gonje dipakai oleh kaum wanita karo, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk acara resmi dan upacara adat. Uis Nipes Benang Iring dipakai oleh para perempuan Karo ketika tengah dilanda suasana duka. Uis Ragi Barat dipakai oleh para perempuan Karo ketika tengah dilanda suasana suka cita. b. Aksesoris Untuk mempercantik penampilan pakaian adat Karo ini, beragam perhiasan emas juga turut dikenakan. Misalnya pada gelang, kalung, dan sebagainya. c. Sejarah Singkat Suku Karo adalah suku yang mendiami daerah Sumatra Utara dan sebagain wilayah Aceh. Kalau dilihat dari persebarannya, Suku Karo adalah salah satu yang paling besar di Sumatra Utara. Yang termasuk dalam suku ini adalah mereka yang asli dari Tanah Karo dan kabupaten Karo, misalkan marga Sembiring, Perangin-angin, Karo-karo, Tarigan, dan Ginting. 8. Suku Batak Samosir Sumber gambar a. Pakaian Adat Karena sejarah Samosir yang dulunya masuk wilayah Batak Toba, pakaian adat yang dienakan Suku Batak Samosir sama persis dengan yang dikenakan Suku Batak Toba. Bedanya hanya pada pewarnaannya saja yang cenderung lebih gelap, semantara proses pembuatan dan modelnya sama. b. Sejarah Singkat Samosir adalah salah satu suku Batak yang mendiami kawasan Kabupaten Samosir dan sebagian kecil Kabupaten Toba Samosir. Dulunya, mereka yang berdarah Samosir dimasukkan dalam kelompok etnis Toba. Namun, dalam perkembangannya, etnis Samosir kemudian dibedakan dengan etnis Toba sejak terjadinya pembagian distrik HKBP, meskipun sebenarnya keduanya adalah satu suku dan bangsa. Marga yang termasuk dalam suku Batak Samosir adalah Sitinjak, Gultom, Harianja, Samosir Sidari, dan Pakpahan. 9. Suku Batak Angkola Sumber gambar a. Pakaian Adat Setelan baju adat Angkola tak jauh beda dengan apa yang dikenakan oleh Suku Mandailing. Perbedaannya hanya pada warna dan aksesorisnya saja, di mana baju adat milik Suku Batak Angkola lebih dominan warna hitam, dan aksesorisya kebanyakan berwarna emas. Pakaian adat Angkola disebut dengan istilah Angkola Jae untuk yang di selatan, sementara kalau di utara namanya disebut dengan Angkola Julu. b. Sejarah SIngkat Suku Batak Angkola adalah salah satu etnis Batak yang hidup di wilayah Tapanuli Selatan. Nama Angkola sendiri, asalnya adalah dari nama sungai batang Angkola. Marga yang termasuk dalam suku Batak Angkola di antaranya adalah Matondang, Siregar, Tanjung, Batubara, Nasution, Hasibuan, Harahap, dan Hutasuhut. 10. Suku Sibolga Sumber gambar a. Pakaian Adat Nah, untuk pakaian adatnya sendiri, karena termasuk dari suku Batak, maka suku Sibolga ini juga menggunakan kain Ulos sebagai bahan utama. b. Aksesoris Untuk pakaian adat yang dipakai suku Sibolga ini termasuk yang tampak paling glamor, sebab dipenuhi oleh aksesoris dan perhiasan yang banyak dan variaif. c. Sejarah Singkat Suku Sibolga mempunyai keunikan tersendiri dalam hal buadaya dan adat. Sebab, budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Sibolga adalah kombinasi dari budaya suku Batak dan budaya suku Melayu. Karena itulah, pakaian tradisional yang dikenakan suku Sibolga ini juga merupakan perpaduan budaya dari kedua suku tersebut. Hal ini bisa terjadi, sebab suku Sibolga adalah bagian dari suku Batak yang mendiami daerah Sibolga dan Tapanuli Tengah. Karena itu, selain disebut sebagai Suku Sibolga, masyarakat ini juga kerap dinamakan sebagai Batak Pasisi. Lalu, untuk pengaruh kebudayaan Melayu mulai masuk dari arah Minangkabau. Seperti contohnya, pengaruh ini juga ada pada bahasa yang digunakan sehari-hari oleh suku Sibolga, yakni Bahasa Melayu. Marga yang termasuk dalam suku Sibolga adalah Chaniago, Sibuaya, Tanjung, dan Saribu. Nah, itulah tadi berbagai pakaian adat Sumatra Utara yang ternyata banyak macamnya. O iya, jangan lupa juga simak pembahasan tentang tarian tradisional dari Sumatra Utara, mulai dari tari Tor-tor sampai tari Serampang Dua Belas. Gimana, menarik bukan pembahasannya?
Pakaian Adat Sumatera Utara ā Membicarakan tentang pakaian tentu tidak akan ada habisnya. Salah satu jenis kebutuhan primer manusia ini begitu kental dengan pengaruh perkembangan zaman di setiap desainnya. Namun, dalam hal kebudayaan, pakaian juga merupakan salah satu aset penting yang harus dilestarikan. Pakaian yang memiliki nilai budaya biasa kita kenal dengan nama pakaian adat. Jika kamu berkunjung ke Istana Maimun, yang merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di provinsi Sumatera Utara, kamu akan diperbolehkan untuk menyewa pakaian adat suku melayu yang terdapat di dalamnya untuk melengkapi gayamu saat berfoto. Menarik bukan? Selain terdapat pakaian adat suku melayu, provinsi Sumatera Utara juga memiliki aneka pakaian adat lainnya. Ingin tahu lebih banyak tentang pakaian adat apa saja yang menjadi cerminan kebudayaan Sumatera Utara? Silahkan simak ulasan berikut! Baca Juga Pakaian Adat Sumatera Selatan yang Tak Kalah Menariknya Pakaian Batak Simalungun Sesuai dengan namanya, pakaian adat Sumatera Utara ini berasal dari Suku Batak Simalungun. Dimana suku Batak Simalungun merupakan sub dari Suku Batak yang pada umumnya tinggal di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Pakaian adat ini memiliki ciri khas pada ulosnya yang terbuat dari kain hiou dengan beragam corak dan warna yang sangat indah. Pakaian Batak Toba Sesuai dengan namanya, pakaian adat Sumatera Utara ini berasal dari Suku Batak Toba. Batak Toba sendiri merupakan sub dari Suku Batak yang bertempat tinggal di daerah Kabupaten Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, sebagian Kabupaten Dairi Kota Sibolga dan daerah sekitarnya. Pakaian Adat Batak Toba umumnya didominasi oleh kain ulos dan sering digunakan untuk perayaan pesta juga upacara adat seperti pernikahan dan ritual. Ulos yang digunakan untuk pakaian adat batak Toba ini adalah Ulos Pinuncaan. Baju adat Batak Toba ini didominasi oleh warna hitam dan merah, akan tetapi ada juga beberapa yang didominasi dengan warna putih dan warna keemasan. Pakaian adat laki-laki suku ini terdiri dari Ulos yang biasanya digunakan untuk menutup kepala dan tubuh, ikat pinggang gondit, seba-seba yang melingkari tubuh dari pinggang hingga lutut, celana panjang berwarna hitam. Biasanya dilengkapi juga dengan menggunakan kalung emas Borgut, tas sandang, Tukkot tongkat Tunggal Panaluon, dan Tittin cincin. Pakaian adat perempuan suku menggunakan baju kurung warna hitam, selendang dan rok dari Ulos Ragi Hottang. Selain itu dilengkapi juga dengan aksesoris seperti Borgut, Golang Gelang, Tittin, Atting-atting anting-anting, tas dari ulos untuk meletakkan sirih, rambut yang disanggul dengan ukuran sedang kemudian diikat dengan sortal. Belum selesaiā¦masih ditambahkan 3 lembar daun sirih yang disematkan di atas kening dan diberi konde Ulos Bittang Maratur. Pakaian Batak Karo Sesuai dengan namanya, pakaian adat Sumatera Utara ini berasal dari Suku Batak Karo. Batak Karo sendiri merupakan sub dari Suku Batak yang berdomisili di daerah Kabupaten Karo Sumatera Utara, Kabupaten Karo, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Deli Serdang. Uniknya, Suku Batak ini memiliki bahasa suku yang disebut ācakap karoā. Pakaian adat Batak Karo ini didominasi oleh warna merah dan hitam, dengan bahan dasar Kain Uis kain tenun asal Kabupaten Karo yang dipenuhi dengan perhiasan emas yang mewah. Wah sangat elegan bukan? Dan pastinya akan menambah daya tarik dari pemakainya. Pakaian Batak Pakpak Tidak berbeda jauh dengan pembahasan sebelumnya, pakaian adat Batak Pakpak berasal dari suku Pakpak yang tinggal di Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi. Ciri khas pada kain ini adalah terbuat dari kain beludru dan pada pemakaiannya akan dilengkapi berbagai aksesoris seperti bulang-bulang penutup kepala, borgot, rante abak, ucang, dan tongket. Untuk pria, model pakaian seperti model melayu dengan leher berwarna hitam yang dihiasi manik-manik api-api dan detail pada bagian leher hingga ujung lengan berwarna hitam putih. Sedangkan untuk wanita, model baju yang dikenakan berupa model melayu dengan bentuk leher segitiga dengan hiasan manik-manik serta bubuhan detail manik-manik pada bagian atas lengan yang membentuk gambar kepala kerbau. Pakaian Adat Batak Mandailing Pakaian adat ini merupakan pakaian masyarakat suku batak yang tinggal di daerah Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, dan sekitarnya. Namun, suku batak Mandailing juga tersebar di beberapa Kabupaten Padang Lawas, Tapanuli, hingga ke wilayah Sumatera Selatan. Uniknya ada sebuah kepercayaan bahwa kebudayaan yang dimiliki masyarakat yang tinggal di sekitar Mandailing merupakan pengaruh yang dibawa oleh Kaum Padri dari Minangkabau di Tanah Datar dan juga pengaruh dari budaya islam. Pakaian adat ini dilengkapi dengan kain ulos dan didominasi oleh warna merah dengan sentuhan aksen emas yang elegan dan memberikan kesan etnik yang menarik serta biasanya digunakan saat acara pernikahan. Untuk pengantin pria, penggunaan pakaian adat ini akan dilengkapi dengan ampu-ampu penutup kepala yang dulu digunakan oleh raja-raja Mandailing yang biasanya berwarna hitam dengan hiasan berwarna emas. Baju adat ini memiliki bentuk seperti setelan jas bernama Baju Godang, dilengkapi dengan ikat pinggang berwarna keemasan yang diselipi bobat dua pisau kecil, kain songket Tapanuli dan gelang polos keemasan yang dipakai di lengan atas. Untuk pengantin wanita penggunaan pakaian adat ini akan dilengkapi dengan Bulang penutup kepala yang berwarna keemasan dengan beberapa tingkat. Bentuk baju menyerupai kurung dengan bawahan kain songket, ikat pinggang dengan selipan dua pisau kecil, dilengkapi dengan gelang berwarna keemasan serta kalung berwarna hitam yang memiliki ornamen keemasan untuk menutupi dada. Pakaian Adat Batak Angkola Pakaian ini merupakan pakaian tradisional Suku Batak Angkola sub suku Batak yang ada di daerah Tapanuli Selatan. Pakaian adat ini didominasi oleh kain ulos dan berwarna hitam serta dilengkapi dengan aksesoris berwarna keemasan. Pakaian Adat Batak Samosir Pakaian adat ini merupakan pakaian adat dari Suku Batak Samosir. Suku Samosir merupakan sub suku Batak yang berdiam di pulau Samosir dan sekitarnya, dan dahulu merupakan kelompok suku Batak Toba, akan tetapi sejak pembagian distrik HKBP wilayah suku Batak Toba dan Samosir dinyatakan berbeda. Karena awalnya Batak Samosir berasal dari suku Batak Toba, maka pakaian adatnya pun hampir mirip persis, hanya dibedakan pada warna pakaian yang cenderung lebih gelap. Pakaian Adat Nias Pakaian adat ini merupakan bentuk kebudayaan dari Suku Nias yang biasanya disebut dengan Baru Oholu untuk pakaian laki-laki dan Oroba Sioli untuk perempuan. Pakaian adat ini biasanya berwarna emas atau kuning dan dipadu padankan dengan kombinasi warna hitam, merah, dan putih. Pakaian Adat Melayu Pakaian adat ini merupakan budaya dari suku Melayu, yaitu suku yang umumnya tersebar di Kota Medan, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten deli Serdang, Langkat, Batubara, dan sekitarnya yang biasanya terbuat dari kain songket dan digunakan bersamaan dengan aksesoris pelengkap lainnya. Itu dia keanekaragaman suku dan pakaian adat yang dapat kamu temukan di provinsi Sumatera Utara. Pada umumnya dalam pembuatan pakaian adat, suku-suku yang ada di provinsi ini sering kali menggunakan ulos yang merupakan hasil kain tenunan tangan masyarakat itu sendiri. Oleh karena keunikan dan nilai sejarah di dalamnya, maka sangat penting bagi kita untuk selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di daerah kita agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita nantinya. Dalam penggunaannya, pakaian adat Sumatera Utara di atas sering digunakan pada saat pesta pernikahan maupun sebagai pakaian yang dikenakan oleh penari untuk tarian penyambutan tamu atau kegiatan ritual lainnya. Semoga artikel artikel ini dapat menambah wawasan kebudayaanmu tentang Sumatera Utara.
Indonesia memiliki banyak budaya, salah satunya yang terkenal adalah budaya Batak. Selain makanan khas dan logat, keistimewaan suku yang berdiam di provinsi Sumatera ini adalah baju adat Batak. Coraknya yang beragam dan juga hiasan yang beragam membuat baju adat suku Batak juga cocok untuk busana Isi [ Buka ]1. Baju Adat Batak Toba2. Baju Adat Batak Mandailing3. Baju Adat Batak Karo4. Baju Adat Batak Simalungun5. Baju Adat Batak Nias6. Baju Adat Batak Samosir7. Baju Adat Batak Angkola Penamaan suku Batak tergantung dari wilayah tinggalnya. Nama baju adat Batak berbeda, tergantung dari bagian dan dari sub suku Batak mana. Jenis-jenis kain serta motif juga berbeda sebab terpengaruh dari lingkungan, adat dan masih banyak lagi. Kamu tentunya ingin lebih banyak mengetahui perihal baju adat ini, kan? Budyayanesia akan menjelaskannya untukmu. Batak Toba merupakan suku yang tinggal di Sumatera Utara, tepatnya di wilayah Danau Toba. Berbeda dengan baju adat dari suku Batak yang lain, baju Batak Toba terbuat dari kain ulos yang dililitkan, baik untuk pria maupun wanita. Sedangkan untuk pakaian suku Batak lainnya, biasanya terdiri dari atasan dan bawahan. Warna dari kain ulos suku Batak Toba ini cerah, biasanya didominasi warna kuning emas dan putih perak. Untuk warna kuningnya juga bisa berasal dari sulaman benang emas atau putih dari benang perak, yang sengaja disematkan di sela kain. Contoh dari pakaian adat Batak Toba ini adalah seperti yang dikenakan artis cantik Astrid Tiar ketika menikah. Dia terlihat cantik dengan balutan baju berwarna kuning emas dengan ikat kepala berwarna merah, sedangkan sang suami mengenakan tudung kepala yang berbentuk lancip. Baju Adat Batak Mandailing Suku Batak Mandailing merupakan suku yang berdiam di wilayah Padang Lawas, Mandailing Natal, dan juga Tapanuli Selatan. Budyayanesia mengamati bahwa suku Batak Mandailing merupakan suku yang banyak terpengaruh oleh budaya Islam yang dibawa Kaum Padri Minangkabau. Busana adat Batak Mandailing tidak berbeda jauh dengan Batak Toba, keduanya sama-sama menggunakan kain ulos sebagai dasar dari pakaian tersebut. Hanya saja, yang membedakan keduanya adalah warna dominannya. Untuk busana adat Batak Mandailing, warna merah adalah warna yang lebih banyak dipakai, yang juga dipadukan dengan nuansa emas. Pakaian untuk kaum lelaki adalah baju dan celana panjang yang dilengkapi dengan sarung yang dililitkan di pinggang. Selain itu, terdapat pula aksesoris berupa kalung dan gelang tangan. Hal yang membedakan pakaian adat Batak Mandailing dengan batak lainnya terdapat pada ikat kepala. Jika pria suku batak lain hanya menggunakan kain yang dililitkan, lelaki Mandailing menggunakan kopiah besar berwarna hitam beraksen emas. Perempuan Mandailing juga mengenakan busana berlengan panjang serta bawahan berupa kain yang dililitkan hingga terlihat seperti rok. Selain itu, terdapat pula kain ulos yang diselempangkan di bahu. Untuk aksesoris yang digunakan wanita Mandailing berupa kalung, anting dan gelang dan juga mahkota. Baju Adat Batak Karo Hal yang menarik dari suku yang tinggal di daerah Karo, Sumatera Utara ini adalah mereka merupakan suku yang memiliki bahasa asing tersendiri, berbeda dengan suku Batak yang lain, namun pakaian adat mereka malahan terpengaruh dari campuran Sumatera Utara dan Aceh. Walaupun warna dominan dari baju adat Batak karo juga merah dan hitam, tetapi pakaian mereka tetap bisa dibedakan karena kain yang digunakan berbeda. Kain yang dipakai untuk pembuatan busana masyarakat Karo disebut Uis Gara yang berarti kain merah. Uis Gara dibuat dari kapas yang dipintal. Pada kain merah ini diselipkan warna hitam atau putih dan juga benang emas maupun perak. Selain busana adat, perhiasan adalah hal wajib bagi masyarakat Karo, bahkan juga untuk anak. Perhiasan emas menghiasi hampir di seluruh tubuh, terutama ketika upacara adat maupun pernikahan. Baju Adat Batak Simalungun Seperti yang Budyayanesia sampaikan di atas, kebanyakan nama suku Batak diambil dari wilayah mereka berdiam, begitu pula dengan suku Batak Simalungun yang banyak dijumpai di Kabupaten Simalungun. Ada banyak orang percaya bahwa suku ini sebenarnya adalah penduduk asli dari daerah India Selatan. Sama seperti semua Suku Batak, masyarakat Simalungun juga mengenakan hiasan kepala. Hiasan kepala atau penutup kepala untuk lelaki disebut dengan Gotong, yang dibentuk dari lilitan kain yang ditumpuk tinggi dan lancip. Sedangkan ikat kepala pada wanita Simalungun disebut Bulang. Baik lelaki maupun wanita Simalungun juga menggunakan kain yang disampirkan di bahu. Kain ini disebut suri-suri yang terbuat dari kain ulos, atau kain hiou bagi masyarakat Simalungun. Baju adat Batak Simalungun juga terpengaruh budaya Aceh, sehingga banyak wanita berhijab yang menggunakan baju adat ini. Baju Adat Batak Nias Suku yang tinggal di bagian barat Sumatera Utara, atau lebih tepatnya di Pulau Nias ini memiliki baju adat yang sedikit berbeda dengan Suku Batak lainnya. Jika Suku Batak lainnya cenderung memiliki motif dan corak yang mewah, maka Batak Nias jauh lebih sederhana. Nama busana adat bagi wanita Nias adalah Oroba si Oli dan untuk lelakinya adalah Baru Oholu. Hiasan kepala masyarakat Batak Nias juga berbeda, sebab tidak didominasi oleh kain yang dililit, seperti kebanyak Suku Batak. Untuk warna yang dipakai biasanya didominasi warna kuning dan merah. Bahkan jika kamu melihat lebih jauh, maka bisa terlihat bahwa busana adat Batak Nias hampir menyerupai baju yang dipakai para biksu di Bhutan. Walaupun unik, sayangnya, baju khas masyarakat Batak Nias ini jarang sekali yang ada di toko maupun tempat sewa baju adat. Baju Adat Batak Samosir Dulunya, Suku Batak Samosir menjadi satu dengan Suku Batak Toba sampai kemudian dipisahkan karena adanya pembagian wilayah. Hal ini juga yang menjadikan pakaian adat suku Batak Samosir mirip dengan Suku Batak Toba. Warna yang mendominasi busana daerah masyarakat Samosir adalah putih dengan aksen perak. Untuk penutup kepala bagi lelaki Samosir berbentuk seperti kopiah dengan rumbai yang menutupi telinga. Banyak aplikasi e-commerce yang jual baju adat Samosir ini karena lebih mudah digunakan dan tidak perlu banyak lilitan. Baju Adat Batak Angkola Suku Angkola merupakan suku yang berdiam di Tapanuli Selatan, lebih tepatnya di sekitar daerah Sungai Batang Angkola. Perbedaan mencolok dari baju daerah Angkola ini terletak pada bagian hiasan kepala wanita yang lebih mirip dengan suntiang milik orang Padang, hanya saja bentuknya berbeda. Selain itu, jika kebanyakan pakaian Suku Batak menggunakan warna merah, kuning maupun putih, maka masyarakat Suku Batak Angkola lebih memilih dominasi warna hitam. Namun, tentu saja tetap ditambahkan aksen benang emas guna menambah kesan anggun dan mewah. Gambar motif yang ada di pakaian Suku Batak Angkola juga lebih sederhana. Untuk kain yang digunakan sebagai bawahan, baik pria maupun wanita, juga terbuat dari kain ulos. Suku Batak ternyata tidak hanya yang berdiam di Medan saja. Ada banyak suku Batak dengan baju adat Batak dan budaya mereka yang juga beragam. Hal ini semakin melengkapi kebhinekaan Indonesia yang memiliki begitu banyak suku, budaya dan adat.
baju adat batak tapanuli selatan